Jumat, 09 Maret 2018

Kembali Kodrati

Pernah enggak sih mendengar istilah LGBT? LGBT sendiri kepanjangan dari Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender. LGBT adalah penyimpangan sosial yang memiliki orientasi yang bertentangan dengan fitrah manusia, agama, dan adat istiadat masyarakat di Indonesia.
Lesbian merupakan istilah bagi wanita yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama jenisnya. Istilah ini juga mengarah kepada wanita yang mencintai wanita baik secara fisik, emosional, dan seksual, atau bahkan secara spiritual.

Sedangkan pengertian dari Gay adalah sebuah istilah yang pada umumnya digunakan untuk orang yang homoseksual. Homoseksual merupakan kelainan dimana pria menyukai sesama jenisnya.
Selanjutnya adalah bisexual, dimana individu yang yang bisa menikmati hubungan emosional dan seksual dengan orang pria dan wanita. Lalu bagaimana dengan transgender? Transgender sendiri adalah ketidaksamaan identitas gender atau jenis kelamin seseorang terhadap jenis kelamin yang ada pada dirinya. Seseorang yang transgender bisa mengidentifikasi dirinya sebagai seorang heteroseksual, homoseksual, aseksual, ataupun biseksual.

Dari semua definisi diatas walaupun berbeda-beda dari sisi pemenuhan hasrat untuk melakukan seksual, akan tetapi memiliki kesamaan untuk kesenangan baik secara biologis ataupun psikis dan orientasi seksual bukan saja dengan lawan jenis akan tetapi bisa juga dengan sesama jenisnya.
Lantas bagaimana LGBT menurut pandangan islam? Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkapnya.

LGBT Menurut Pandangan Islam

Dalam Islam LGBT dikenal dengan dua istilah, yaitu Liwath (gay) dan Sihaaq (lesbian). Liwath (gay) adalah perbuatan yang dilakukan oleh laki-laki dengan cara memasukan dzakar (penis)nya kedalam dubur laki-laki lain. Liwath adalah suatu kata (penamaan) yang dinisbatkan kepada kaumnya Luth ‘Alaihis salam, karena kaum Nabi Luth ‘Alaihis salam adalah kaum yang pertama kali melakukan perbuatan ini (Hukmu al-liwath wa al-Sihaaq, hal. 1). Allah SWT menamakan perbuatan ini dengan perbuatan yang keji (fahisy) dan melampui batas (musrifun). Sebagaimana Allah terangkan dalam al Quran:

وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ ( ) إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ ( )

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, bahkan kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (TQS. Al ‘Araf: 80-81)
Sedangkan Sihaaq (lesbian) adalah hubungan cinta birahi antara sesama wanita dengan image dua orang wanita saling menggesek-gesekkan anggota tubuh (farji’)nya antara satu dengan yang lainnya, hingga keduanya merasakan kelezatan dalam berhubungan tersebut (Sayyid Sabiq, Fiqhu as-Sunnah, Juz 4/hal. 51).
Hukum Sihaaq (lesbian) sebagaimana dijelaskan oleh Abul Ahmad Muhammad Al Khidir bin Nursalim Al Limboriy Al Mulky (Hukmu al liwath wa al Sihaaq, hal. 13) adalah haram berdasarkan dalil hadits  Abu Said Al Khudriy yang diriwayatkan oleh Al Imam Muslim (no. 338), At-Tirmidzi (no. 2793) dan Abu Dawud (no. 4018) bahwa Rasulullah SAW berkata:

«لاَ يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ وَلاَ الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ وَلاَ يُفْضِى الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِى ثَوْبٍ وَاحِدٍ وَلاَ تُفْضِى الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِى الثَّوْبِ الْوَاحِدِ».

“Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lain, dan jangan pula seorang wanita melihat aurat wanita lain. Dan janganlah seorang laki-laki memakai satu selimut dengan laki-laki lain, dan jangan pula seorang wanita memakai satu selimut dengan wanita lain”

Terhadap pelaku homoseks, Allah SWT dan Rasulullah SAW benar-benar melaknat perbuatan tersebut. Al Imam Abu Abdillah Adz-Dzahabiy -Rahimahullah- dalam Kitabnya “Al Kabair” [hal.40] telah memasukan homoseks sebagai dosa yang besar dan beliau berkata: “Sungguh Allah telah menyebutkan kepada kita kisah kaum Luth dalam beberapa tempat dalam Al Quran Al Aziz, Allah telah membinasakan mereka akibat perbuatan keji mereka. Kaum muslimin dan selain mereka dari kalangan pemeluk agama yang ada, bersepakat bahwa homoseks termasuk dosa besar”.
Hal ini ditunjukkan bagaimana Allah SWT menghukum kaum Nabi Luth yang melakukan penyimpangan dengan azab yang sangat besar dan dahsyat, membalikan tanah tempat tinggal mereka, dan diakhiri hujanan batu yang membumihanguskan mereka, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Hijr ayat 74:

فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيل.

“Maka kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras”

Secarah fitrah, manusia diciptakan oleh Allah SWT berikut dengan dorongan naluri dan jasmaninya. Salah satu dorongan naluri manusia adalah naluri untuk melestarikan keturunan yang diantara manifestasinya merupakan rasa cinta dan dorongan seksual antara lawan jenisnya.
Pandangan pria terhadap wanita begitupun pandangan wanita terhadap pria merupakan pandangan untuk melestarikan keturunan bukan pandangan seksual semata. Tujuan diciptakan naluri ini adalah untuk melestarikan keturunan dan hanya bisa dilakukan oleh pasangan suami isteri. Bagaimana jadinya jika naluri untuk melestarikan keturunan ini dilakukan dengan pasangan yang sesama jenis? Dari sini sudah sangat jelas bahwa homoseks sangat bertentangan dengan fitrah manusia.
Oleh karena itu, sudah dapat dipastikan akar masalah munculnya penyimpangan kaum LGBT ini adalah dikarenakan ideologi sekularisme yang dianut oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Sekularisme adalah ideologi yang memisahkan antara agama dan kehidupan.
Masyarakat sekuler memandangan pria atau wanita hanya memiliki sebatas hubungan seksual semata.Oleh karena itu, mereka dengan sengaja menciptakan fakta-fakta yang menyimpang dari ajaran agama. 

Mereka menganggap tidak ada pemuasan naluri ini akan mengakibatkan bahaya pada manusia, baik itu secara fisik ataupun fisik. Tindakan tersebut menjadi suatu keharusan karena sudah menjadi bagian dari sitem dan gaya hidup mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak puas melampiaskan hasrat kepada lawan jenis, akhirnya pikiran liarnya berusaha untuk mencari kepuasan yang lainnya melalui hubungan seks sesama jenisnya bahkan dengan hewan sekalipun Hal ini merupakan kebebasan bagi mereka. Benarlah Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (TQS Al ‘Araf: 179)

Sumber : https://islamedia.web.id/lgbt-menurut-pandangan-islam/

Selasa, 29 November 2016

Diari udah gak jaman? Siapa bilang?!

The best advantage of writing a diary is that you can hold thousands of your words and important things of life at a single place. Sometimes it happens that we forget many important occasion and other important things of life that used to be very vital for us so to collect all those things we can take a help of diary.
-Shabdanagari on Quora 

Siapa bilang diari udah gak jaman? Beberapa manfaat ini, bikin kamu tertarik buat nulis diari lagi loh! Buat kalian terutama cewek-cewek nih, pasti pernah deh punya diari. Atau bahkan sampai sekarang masih rutin nulis diari? Ternyata, banyak manfaat dari hobi nulis diari, yang katanya sih udah gak jaman. penasaran? Check these out!

1.      Meningkatkan kemampuan menulis
Faktanya, apabila kita rutin menulis diari, tidak dipungkiri, sedikit demi sedikit pasti kemampuan menulis kita akan semakin meningkat. Bukan sebuah ketidakmungkinan loh guys, jika nantinya diari milikmu dipublikasikan menjadi sebuah buku. Diari yang menghasilkan uang? Siapa yang tidak mau?

2.      Mencegah kepikunan
Dengan menulis diari, mau tidak mau, otak kita dirangsang untuk mengingat memori dari peristiwa yang ingin kita tuangkan di diari. Dengan performa otak yang terus dirangsang, otomatis membuat otak senantiasa bekerja dan terbiasa untuk menyimpan dan mengingat memori dengan baik. Dengan begitu, kita menjadi tidak mudah lupa, dan kepikunan yang nantinya akan terjadi bisa diminimalisir dengan menulis diari!

3.      Meningkatkan kreatifitas
Menulis diari tidak harus berisi tulisan aja kok guys. Bisa kamu ganti atau sertakan gambar maupun ilustrasi apapun yang bisa mewakilkan apa yang ingin kamu curahkan pada diarimu. Lagi-lagi, skill kreatifitas kita bisa terasah dengan baik melalui menulis diari!

4.      Mengeluarkan uneg-uneg yang tak tersampaikan
Memang tidak semuanya di dunia ini bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apalagi, ketika kita ingin menjelaskan sesuatu tentang apa yang ada di pikiran dan hati kita, dan gak setiap orang mengerti. Sedih gak sih rasanya? Tapi itu bakal teratasi kalau kamu punya diari loh guys.

5.      Menjadikan kita lebih peka dan "more observant"
Dengan memiliki hobi menulis diari, tentu kita akan selalu memperhatikan setiap peristiwa yang terjadi di sekitar kita, sekecil apapun itu. Sehingga tanpa kita sadari, kita menjadi orang yang lebih peka dan suka memperhatikan keadaan sekitar.

6.      Menulis diari membuat kita lebih memahami diri sendiri
Tanpa kita sadari, dengan menulis diari, tandanya kita meletakkan suatu kenangan dalam bentuk tulisan di satu tempat. Kapanpun, dimanapun, kita bisa melihat kembali bahkan mengingat bagaimana kenangan yang kita tulis itu pernah terjadi. Terkadang, ketika kita mencurahkan isi hati dengan menuliskannya pada diari, Kita tidak berpikir lagi apa yang kita tulis. Tak sadar kita hanya menulis sesuai dengan apa yang memberatkan pikiran saat itu. Lalu ketika kita membacanya kembali, kita baru mengerti benar-benar mengerti apa yang kita rasakan dan alami. Jadi bisa dikatakan, menulis diari dapat membuatmu lebih bisa memahami diri sendiri.
           
7.      Diari bisa menjadi kritikus paling baik apabila kita membacanya secara berkala.
Dengan diari pula, kita bisa belajar dari kesalahan apa yang pernah kita lakukan di masa lalu, kesalahan yang telah kita lakukan, dan membuat kita mengumpulkan kembali pelajaran hidup. Dengan melihat kembali tulisan di diari, bisa membantu kita untuk menyadari bahwa hidup yang kita jalani saat ini, hari demi hari mengalami banyak perubahan. Betapa banyak perubahan yang telah terjadi selama kita hidup dan menuliskannya, hanya bisa terjadi jika kita rutin menulis diari.